Wujudkan Kalsel Mapan dan Mandiri, Komisi II Studi Komparasi ke DMPPTSP Provinsi Bali
Denpasar – Sumber Daya Alam (SDA) Kalimantan Selatan (Kalsel) yang melimpah masih belum sebanding dengan pembangunan industri hilirnya yang masih sepi. Komisi II DPRD Kalsel khawatir ini menjadi penghambat terwujudnya ekonomi banua yang mapan dan mandiri. Oleh karena itu, Senin (29/5) pagi, dewan ‘Rumah Banjar’ bersama Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel bertolak ke DPMPTSP Provinsi Bali untuk saling bertukar informasi terkait investasi, mengingat Bali terkenal dengan inovasi-inovasinya dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia di provinsi tersebut.
Koordinator Unit Substansi Pelayanan Perizinan dan Non Perizanan, Ida Bagus Putra Arimbawa mengakui bahwa pasca pandemi Covid-19, ekonomi Bali sangat terdampak karena saat itu masih fokus mengandalkan pariwisata.
“Bercermin dari Covid-19, kami saat ini sudah mulai ke sektor lain, seperti pertanian, perikanan, kelautan, ekomoni kreatif, perdagangan, dan terakhir pariwisata sebagai penunjang. Bali yang luasnya kecil ini bakal hancur jika hanya fokus pariwisata. Kami diberikan proker dari gubernur untuk menggali potensi usaha, khususnya UKM, kami genjot, kami mitrakan dengan pengusaha besar, misal sayur mayur kita pasok ke hotel-hotel,” terangnya.
Menanggapi itu, Ketua Komisi II, Imam Suprastowo mengatakan bahwa saat ini Kalsel juga sedang berusaha untuk menggenjot investasi Kalsel dengan mengembangkan industri hilir yang menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO).
“Kami mengharapkan adanya hasil dari industri hilir CPO, CPO itu kan sebenarnya ada 150 turunan, sekarang baru ada 20an turunan, masih ada 100 sekian turunan yang masih belum dikelola masyarakat Indonesia, di Kalsel saat ini yang mengolah CPO itu baru ada 2 pabrik yang produksi minyak goreng, padahal CPO kita berlimpah,” harapnya.
Imam Suprastowo juga mengatakan bahwa Kalsel terbuka untuk investor yang ingin mengembangkan produk turunan CPO, mengingat di Kalsel, bahkan di Indonesia secara umum, CPO ini belum terkelola dengan baik.
“Mungkin masyarakat Bali ada yang mau menanamkan modalnya di Kalsel di bidang produksi turunan dari sawit, kita berharap kedepan ada investasi dari Bali untuk mengelola produk turunan dari sawit, di Bali ini kita tau banyak inovasi-inovasi yang dilakukan oleh masyarakat Bali, baik itu kayunya dan sebagainya, nah ini kita berharap nantinya inovasi yang baru di Kalsel untuk produk turunan dari produk sawit itu sendiri,” pungkas politisi senior PDI-Perjuangan ini.
Kunjungan kerja ini merupakan bentuk kerja nyata Komisi II DPRD untuk membantu pemerintah Kalsel, khususnya dari segi regulasi, untuk menjaring investor. Tujuan utama dari upaya menarik investasi oleh pemerintah adalah untuk memutar perekonomian dan akhirnya rakyat juga yang makmur.