Berita DewanBerita UmumWasbang

Rachmah Norlias Ajak Masyarakat Terapkan Makna Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

Banjarmasin – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rachmah Norlias, kembali turun ke masyarakat sosialisasikan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan guna mengembangkan persatuan Indonesia dan cinta tanah air serta tidak memberikan tempat pada patriotisme yang picik.

Kali ini, Ibu Amah, begitu ia akrab disapa, berkunjung ke Kecamatan Banjarmasin Timur yang termasuk dalam wilayah daerah pemilihannya, tepatnya di Yayasan At Taqwa Banjarmasin sebagai titik Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Nilai Ideologi Pancasila pada Senin, (14/8) pagi.

Ibu Amah menekankan, sosialisasi yang menyasar peserta berlatar belakang guru TK dan PAUD ini adalah untuk mencetak pendidik yang berwawasan kebangsaan serta mengembangkan sikap nasionalisme dalam menghadapi era globalisasi. Dengan begitu, nantinya nilai-nilai kebangsaan yang diperoleh selanjutnya dapat disampaikan kepada anak didiknya.

“Kita harapkan pada hari ini lebih meningkatkan pengamalan Pancasila bagi lingkungan anak didik di kehidupan mereka sehari-hari, nantinya itu disampaikan oleh para gurunya. Diharapkan juga ini bisa meningkatkan adab & akhlak bagi anak didik dalam rangka pengamalan Pancasila,” ujar politikus senior Partai Amanat Nasional ini.

Dalam kegiatan ini, Ibu Amah turut mengundang Nuralisyah M.Pd sebagai narasumber yang menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan. Nuralisyah memaparkan secara teori pengertian wawasan kebangsaan merupakan cara pandang Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Namun Nuralisyah menekankan kepada para peserta yang hadir agar tidak hanya memahami konsep teorinya saja, namun benar-benar dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari dari mulai lingkup yang terkecil yakni keluarga dan lingkungan sekitar.

“Di era globalisasi ini jangan mudah terhasut orang, bahkan jika itu tetangga sendiri, itu salah satu contoh paling kecilnya. Kita harus berwawasan kebangsaan, kesatuan harus kita pupuk. Belum dulu kita bicara pemecah belah bangsa seperti terorisme, separatisme, dan sebagainya, dimulai dari hal kecil saja bagaimana kita misalnya menghadapi tetangga yang berbeda agama dengan kita, sopan santun, kita tanamkan itu kepada anak-anak kita sejak kecil,” ujar pensiunan ASN ini.