Berita Dewan

Provinsi Bali Miliki Komitmen Tinggi Majukan Pendidikan

Provinsi Bali Miliki Komitmen Tinggi Majukan Pendidikan

Banjaramasin,

Kendati  memiliki anggaran pendapatan daerah lebih kecil , namun  Provinsi Bali dinilai memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan sektor pendidikan diwilayahnya.

Salahsatu satu contoh  nyata yaitu berdirinya SMK dan SMK Bali Mandala  Boarding School  sejak 2011 lalu. Di mana sekolah tersebut  menampung 100 persen pelajar miskin.

Sekolah ber-asrama tersebut sepenuhnya dibiayai Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Bali.

Sehingga posisi pelajar baik dari kalangan keluarga miskin hanya diminta memikirkan menggali ilmu semata.

Sedang urusan gaji guru, makan dan keperluan lainnya semua sudah dijamin pemerintah.

Hal itu diungkapkan  Ketua Komisi IV DPRD Kalsel Yazidie Fauzie, di Banjarmasin, Senin (26/2).

Dia mengatakan hal diatas, sehubungan  belum lama tadi bersama rekan komisinya didampingi jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel melakukan studi banding ke sekolah di pulau dewata tersebut.

“Ini salah satu upaya Pemprov Bali memutus matarantai kemiskinan. Pemerintah setempat pun rela mengeluarkan anggaran Rp26 miliar per tahun untuk biaya operasional sekolah yang semua pelajarnya dari tidak terbatas baik dari keluarga miskin  bisa diterima,” kata Yazidie.

Menurutnya, untuk mengukur pelajar yang benar-benar miskin, Pemprov Bali pun membentuk tim survei. Dari itu pula mereka memprioritaskan  untuk menerima pelajar  dari kalangan miskin berdasarkan hasil survei dan merekapun bisa mendapat pendidikan disekolah khusus itu.

Hasilnya, sebut  politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini,  program yang dibuat Pemprov Bali bisa berjalan sangat baik dan membuahkan hasil.

Berdasarkan informasi pihak sekolah disana , sekitar 30 persen pelajar miskin kini dapat beasiswa untuk menuntut ilmu baik tingkat nasional maupun ke luar negeri.

Disinggung bagaimana SMA Banua Bilingual Boarding School di Kalsel?  Yazidie  berharap SMA di daerah ini bisa mengkombinasikan apa yang diterapkan di SMK dan SMA Bali. “Saat ini pelajar miskin di SMA Banua hanya mereka yang memilik berprestasi. Kedepan agar bisa menerapkan pelajar yang benar-benar miskin juga dapat memperoleh pendidikan di SMA Banua,” sarannya.

Terkait pendanaan saat ini SMA Banua hanya memberikan suntikan  dana APBD senilai Rp11 miliar. Ini sangat jauh dibanding Bali yang berani mengucurkan Rp26 miliar.

Dari itupun Yazidie yakin jika pola tersebut diterapakan  maka angka kemiskinan di Kalsel  dapat ditekan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.