Komisi II DPRD Prov. Kalsel apresiasi SISKA pada PT. Buana Karya Bhakti
Satui – Humas. Dalam rangka upaya mendorong perkembangan sektor perkebunan dan peternakan di Provinsi Kalimantan Selatan. Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan peninjaukan ke lokasi kebun inti PT. Buana Karya Bhakti terkait dengan pelaksanaan program integrasi sapi dan sawit yang telah berjalan, Jum’at (16/7).
Berlokasi di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Selain mengedepankan mutu, PT. BKB berkomitmen untuk menjalankan usaha secara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang telah dilakukan sejak tahun 2014 adalah menerapkan Integrasi Sapi Sawit dalam Program SISKA. Program ini memberi dampak positif terhadap efisiensi pemakaian pupuk dan pertumbuhan tanaman Kelapa Sawit.
Direktur PT. SISKA Dr. Wahyu Darsono mengatakan PT. BKB meintegrasikan antara perkebunan sawit dengan peternakan sapi termasuk juga pengolahan bahan pakan karena di lihat dari kebun sawit dimana ada 3 komponen utama yang bisa dioptimalkan dari lahan yang dimiliki yaitu daun, pelepah, dan rumput yang bermanfaat untuk pakan utama Sapi. Sehingga bila di lihat bisa menjadi suatu pertanian yang biosistem yang saling berkaitan dan akan saling menguntungkan satu dengan yang lainnya yang disebut Simbiosis mutualisme.
Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak dalam hal ini sapi potong dengan tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit dengan konsep menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak tanpa mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman. Integrasi ternak dengan tanaman perkebunan ini dilakukan dengan bertumpu pada pemanfaatan hasil samping perkebunan untuk pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman.
H. Haryanto Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan selaku ketua rombongan memberikan apresiasi kepada PT. BKB yang kiprahnya luar biasa menasional. “Kalsel patut berbahagia adanya PT. BKB sehingga mampu menjadi tempat riset study untuk daerah lain” kata Haryanto.
“Program kita untuk percepatan swasembada daging sudah di depan mata, pengembangan sapi di kalsel untuk meminimalkan sapi dari luar masuk ke kalsel dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat” lanjutnya.
Wahyu Darsono juga mengatakan bahwa kemitraan intergitas sawit – sapi, juga mulai melibatkan masyarakat di sekitar kebun terutama di kebun plasma, yaitu Desa Wonorejo, Desa Tegal Sari dan Desa Sumber Makmur dengan melibatkan sapi masyarakat itu sendiri.
Dengan prinsip dan komitmen sawit-sapi dimana Sawit adalah tuan rumah dan Sapi sebagai tamu “Tamu yang baik tidak mengganggu tuan rumah dan tuan rumah yang baik mampu melayani tamu” ucap Wahyu.
“Kami ucapkan terima kasih dan sangat bersyukur kalau aktivitas kami mendapat banyak apresiasi dari semua pihak, berarti apa yang kami lakukan bermanfaat setidaknya dapat menjadi provokator untuk yang lain untuk melakukan hal yang sama” tambahnya lagi. (Humas/ya)