Gatriwara dan Dharma Wanita DPRD Provinsi Kalsel: Peringati Isra Mi’raj, Tingkatkan Keimanan
Banjarmasin – Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam, kejadiannya diabadikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam Alquran surah Al-Isra ayat satu, yang dalam tafsirnya diartikan tentang perjalanan Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam (SAW) dari Masjidil Haram ke Masjdil Aqsa, lalu naik ke Sidratul Muntaha. Melalui peristiwa ini pula turunlah perintah Sholat lima waktu yang menjadi kewajiban bagi umat muslim.
Di seluruh dunia, Isra Mi’raj diperingati dengan berbagai rupa acara, di Kalimantan Selatan ini diperingati dengan acara “mi’ratan”. Gabungan Istri Wakil Rakyat (Gatriwara) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerjasama dengan Dharma Wanita Sekretariat DPRD Provinsi Kalsel menyelenggarakan acara mi’ratan yang menghadirkan Ustadz K.H. Yusuf Hifni sebagai penceramah pada Senin (6/2) siang di Lantai 2 Gedung B DPRD Provinsi Kalsel. Segenap pegawai Sekretariat DPRD Provinsi Kalsel antusias menghadiri acara ini.
“Mudah-mudahan, kita yakini, dengan kita menceritakan kisah kekasih Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini, maka Allah akan berkenan merahmati kita sekalian, Aamiin Ya Rabbal Alamin,” ucap Yusuf Hifni dalam ceramahnya.
Senada dengan Yusuf Hifni, Wakil Ketua Gatriwara Provinsi Kalsel, Sanita Syarifuddin, S.E., berharap momentum Isra Mi’raj bisa dimanfaatkan oleh seluruh hadirin untuk meningkatkan kesalehan.
“Tujuan kita menyelenggarakan acara ini adalah untuk mengenang perjalanan Nabi Muhammad SAW, yang mana tujuannya agar kita bisa lebih meningkatkan lagi keimanan dan ketaqwaan kita,” ujarnya.
Rangkaian acara berupa penampilan maulid habsyi, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, ceramah agama, dan ditutup dengan doa bersama ini mendapat apresiasi dari Ketua Gatriwara Provinsi Kalsel, Hj. Faridah Supian HK.
“Alhamdulillah senang sekali kita acara ini sukses dan berjalan lancar hingga akhir. Semoga seluruh hadirin bisa memaknai peristiwa isra mi’raj dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari, seperti cerita Nabi Muhammad yang sebelum melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dadanya dibelah dan sifat-sifat buruk dibersihkan kemudian diisi dengan keimanan, artinya kita sebelum melakukan sesuatu, luruskan dulu niatnya,” pungkasnya.