Berita DewanBerita UmumKunjungan Kerja

DPRD Kalsel Harapkan Pemaksimalan Teknologi Informasi untuk Wisata di Kalsel

Yogyakarta – Dalam upaya meningkatkan sektor kepariwisataan di Kalimanatan Selatan (Kalsel), Komisi II DPRD Provinsi Kalsel beserta Dinas Pariwisata Kalsel menggali informasi terkait promosi wisata ke Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (24/5).

Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Imam Suprastowo ini di sambut oleh Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Marlina Handayani, S.Pd, MM.

Dalam sambutannya, Imam menilai bahwa promosi pariwisata di DIY dinilai sudah sangat maju dan terfasilitasi dengan baik. DIY merupakan salah satu barometer dalam penataan dan pengelolaan kepariwisataan daerah termasuk pelaksanaan promosi dan pemasaran kepariwisataan. Bahkan, menurutnya Imam, pemerintah DIY sudah memaksimalkan media komunikasi dalam pemasaran wisatanya, yang berfungsi untuk memberitahukan dan membujuk para wisatawan agar memiliki keinginan untuk datang dan berkunjung ke daerah yang dipromosikan.

Kader PDI Perjuangan ini juga mengatakan bahwa DIY merupakan destinasi wisata unggul, ia ingin mendapatkan masukan-masukan dari DIY supaya bisa dikembangkan di Kalsel. “Sebetulnya potensi itu ada di Kalsel, karena Kalsel merupakan paru-paru dunia. Hanya saja, sekarang ini hutannya belum dikelola. Ke depannya, akan kita kembangkan bersama Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata. Yang paling penting bagaimana kita bisa mengelola sistem dari kepariwisataan ini. Ekonomi tetap berjalan meskipun di situasi pandemi ini” ujarnya.

Marlina Handayani mengatakan di masa pandemi ini Dinas Pariwisata DIY dari bulan Juni mulai melakukan dan menerapkan aplikasi Visiting Jogja. Tujuan utama dalam menerapkan Visiting Jogja agar para wisatawan bisa reservasi tempat destinasi wisata secara online. Hal tersebut dilakukan agar Dinas Pariwisata bisa mentracing jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Karena dari data yang mereka masukkan sehingga kita tahu pergerakan mereka kemana saja.

Tracing online tersebut, menurut Marlina, adalah cara untuk mendapatkan data real time dari pengelola di setiap destinasi wisata, yang mana data tersebut sebagai bahan setiap menyusun strategi ataupun untuk mereport ke pimpinan untuk menentukan strategi berikutnya. Kemudian itu juga sebagai dasar bagaimana untuk pengembangan pariwisata berikutnya.

“Kedepannya kami ingin membuat aplikasi visiting jogja sebagai dik data DIY sehingga semua data yang ada dari kabupaten semua tersentral masuk ke visiting jogja”. Sementara ini visiting Jogja hanya bisa digunakan untuk Android saja, tapi kedepannya kami upayakan bisa diterapkan menggunakan IOS. Kami berharap wisatawan yang akan masuk ke distinasi DIY menggunakan reservasi secara Online melalui aplikasi visiting jogja. Kedepan dalam waktu dekat kami akan memgirim surat kepada semua industri dan semua OPD di Indonesia mengenai kewajiban reservasi online melalui aplikasi visiting jogja” tambahnya lagi.

Hal tersebut direspon positif oleh Wakil Ketua Komisi II, Hj. Dewi Damayanti Said, S.E., M.M. ia berharap pemaksimalan teknologi informasi semacam aplikasi Visit Jogja ini juga dapat diterapkan di Kalsel, untuk mendata sirkulasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel, “Selain itu juga, aplikasi tersebut dapat membantu wisatawan untuk mencari destinasi wisata dan penginapan secara online. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kalsel ke depannya,” pungkas Dewi Damayanti.